Alasan Banyaknya Pilot Menganggur

Ingat Kembali
Jakarta (INGATKEMBALICOM), Sepanjang tahun 2017 Kementerian Perhubungan mencatat ada 556 pilot pemula menganggur. Salah satu yang menjadi alasan adalah jumlah lulusan sekolah pilot tak sebanding dengan lowongan yang ada.

Menhub Budi Karya Sumadi menerangkan saat ini jumlah pilot di maskapai yang ada di Indonesia sekitar 2.000 orang. Sementara, pertumbuhan penambahan jumlah pesawat per tahunnya mencapai 5 persen.

"Artinya per tahun kita hanya membutuhkan 150-200 pilot baru, itu pun ketambahan ada yang pensiun juga. Sedangkan lulusan sekolah pilot yang ada bisa mencapai 900 orang per tahun," kata Budi Karya di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Rabu (24/1).

Kemenhub mencatat saat ini terdapat 19 sekolah pilot swasta. Tetapi delapan di antaranya dinyatakan tak memenuhi kelaikan dan satu di antaranya akan ditutup pada bulan Februari.

Budi Karya mengatakan penilaian sekolah pilot swasta berdasarkan kurikulum pengajarnya, jumlah dan kualitas tenaga pengajarnya, hingga ketersediaan pesawat untuk pendidikan. Agar memenuhi standar tersebut, Budi Karya mendorong sekolah pilot swasta tersebut agar merger.

Sementara, untuk mengatasi banyaknya para pilot pemula yang menganggur, Budi Karya mendorong agar maskapai mempekerjakannya. Jika dinilai belum mumpuni, dia berharap maskapai agar menerima dengan sistem magang dengan gaji yang diterima tidak penuh.

“Mungkin maskapai bisa menerima mereka, skemanya seperti magang, setengah tahun sampai satu tahun. Yang penting dia berkesempatan menjadi co-pilot, ini kan jadi pendidikan pilot yang baik,” jelasnya.

Meski demikian, Budi Karya meminta para pilot pemula untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuannya. Kemenhub juga membuka pelatihan untuk para pilot pemula tersebut.

Fenomena banyaknya pilot pemula menganggur ini berbading terbalik dengan pengakuan perusahaan Lion Air Group yang membawahi maskapai Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. Mereka mengaku selama ini kesulitan mencari pilot pemula yang berkualitas.

Managing Director Lion Air Group, Putut Kuncoro, mengungkapkan pihaknya setiap tahun membutuhkan sekitar 300 pilot pemula. Namun, ketika proses rekrutmen dilaksanakan, jumlah pilot yang lolos seleksi tak sesuai kebutuhan.

Di tahun 2017, Lion Air Grup membuka dua kali rekrutmen, yakni di bulan Juni 2017 dan Desember 2017. Dari 300 lowongan, hanya ada 57 pilot yang memenuhi kualifikasi dan dinyatakan lolos seleksi.

“Saya enggak bisa bilang sekolahnya tidak baik. Sebetulnya ini faktor pilotnya sendiri, mau melamar harusnya mempersiapkan dirinya dengan baik,” ujar Putut saat ditemui di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Rabu (24/1).

Putut mengatakan untuk memenuhi kebutuhan itu pihaknya kemudian mengambil pilot dari luar negeri.