Gertakan TNI Yang Buat Ciutkan Nyali Pasukan Asing

Ingat Kembali
IngatKembaliCom-Jakarta:  Indonesia adalah negara dengan pasukan militer yang memiliki segudang prestasi. Tahukah Anda, beberapa peristiwa saat TNI berhasil membuat pasukan asing mundur hanya dengan gertakan.

Berikut 4 peristiwa saat gertakan TNI berakhir pada mundurnya pasukan asing, seperti dilansir dari Boombastis:

Pasukan Garuda II berhadapan dengan Army Nation of Colongese (ANC)

Pada 1960, Indonesia mengirim pasukan perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ke Kongo. Pasukan Garuda II yang tergabung dalam UNOC (United Nations Operations in Congo) dikirim untuk mengatasi konflik berkepanjangan antara Kongo dan Belgia, di antaranya konflik antar suku yang terjadi sampai dengan meredam agresi ANC.

Ada kerjadian menarik saat itu, tepatnya ketika pasukan ANC mencoba mendekati markas besar UNOC di Leopodoldville menggunakan beberapa tank. Kala itu, Pasukan Garuda II bertugas jaga. Manuver tank ANC tersebut dihadapi langsung oleh Pasukan Garuda II.

Pasukan Garuda bersigap mengeluarkan 6 senjata anti-tank di depan markas besar UNOC. Pasukan Garuda II yang tergabung dalam UNOC kemudian bersiaga siap menembak. Tak lama kemudian, tank-tank ANC tersebut langsung mundur dan meninggalkan tempat tersebut.

AURI Usir Angkatan Laut Inggris

Sebuah kapal induk HMS Victory dan kapal perusak HMS Countor milik armada angkatan laut Inggris, pada 27 Agustus 1965, mencoba melewati wilayah Indonesia tanpa izin melalui Selat Malaka dan akan melewati Selat Sunda menuju Australia.

Peristiwa itu terjadi saat ketegangan antara Indonesia dan Malaysia yang mana merupakan commonwealth Inggris meningkat.

Marsekal Pedet Soedarman yang saat itu menjabat sebagai Komandan Skadron langsung 'menyambut' armada perang Inggris itu. Pesawat pengebom B-52, TU-16 Badger, yang didatangkan langsung dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemudian dikerahkan dan melakukan beberapa manuver sebagai ancaman untuk kedua kapal perang tersebut.

Soedarman kemudian, mengimbau kedua kapal tersebut untuk segera keluar dan meninggalkan wilayah Indonesia jika tidak ingin berkonfrontasi langsung. Alhasil, armada laut Inggris tersebut akhirnya putar haluan dan menjahi wilayah Indonesia.

[​IMG]
Pemerintah Indonesia membangun mercusuar di karang Unarang yang berada di titik terluar wilayah NKRI setelah munculnya ketegangan antara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat. Peristiwa pada 1 April 2005 itu menyisakan kejadian menarik.

Saat para pekerja sedang membangun mercusuar tersebut, Tentara Laut Diraja Malaysia dan Marine Police Malaysia melakukan manuver di sekitar tempat itu yang membuat gelombang laut menghempas beberapa pekerja.

Kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga yang berada di lokasi itu, lalu mencoba melakukan imbauan agar kedua kapal dari Malaysia tersebut untuk menjauhi wilayah Indonesia. Imbauan itu ternyata tak mendapat sambutan baik, kedua kapal asing itu justru membuang jangkar untuk berhenti di tempat tersebut.

Komandan KRI kemudian menghubungi Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL untuk membantu menghalau pasukan Malaysia itu. Setelah mendapat izin dari komandan Tim Kopaska Lettu Benny, Serka Ismail meluncur tanpa mengantongi senjata ke kapal Malaysia itu.

Serka Ismail berhasil menyelinap masuk ke kapal tanpa diketahui awal kapal dari armada Malaysia dan mendobrak pintu lalu berteriak, “Di mana kapten kapal!”

Usai bertemu dengan kapten kapal, Serka Ismail mengancam akan meledakkan tali jangkar itu. Tak lama kemudian, kedua kapal Malaysia itu mengangkat jangkar dan meninggalkan perairan Indonesia.

TNI AL hadapi Kapal Selam Amerika Serikat

Pada akhir Januari 2016 lalu, TNI AL diberitakan melakukan pengawalan terhadap kapal selam USS Tucson SSN 770 milik Amerika Serikat, di Selat Malaka. Namun ternyata, kabar dibantah oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zainudin.

Zainudin justru mengatakan bahwa Helikopter BO 105 nomor lambung NV-408 milik Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI AL tersebut tengah melakukan shadowig atau membayangi kapal selam milik AS yang berada di dekat perairan wilayah Indonesia.

Meski saat itu USS Tucson SSN 770 berada di wilayah internasional, namun jaraknya sangat dekat dengan wilayah Indonesia. Sebab itu, helikopter yang dipiloti Kapten Laut (P) S Hayat dan Lettu Laut (P) Asgar Serli langsung melakukan shadowing dengan tujuan memantau agar kapal selam tersebut tidak masuk ke perairan Indonesia.

Selama 2 jam, helikopter TNI AL tersebut melakukan shadowing dan berhasil mengarahkan kapal selam itu ke perairan Matak yang kemudian melaju ke perairan wilayah Singapura atau mejauhi wilayah Malaysia.(Gi/Bos)