Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kenapa Banyak Orang Terjebak Investasi Bodong? Ini Penjelasannya

Senin, 05 Mei 2025 | Mei 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-05T02:37:17Z

Jakarta - INGATKEMBALIcom: Pengamat ekonomi kerakyatan Hendra Kholid menilai, kebutuhan ekonomi masyarakat menyebabkan banyak yang akhirnya terjebak investasi bodong. Karena butuh uang mengabaikan pertimbangan logis dari tawaran investasi yang diterima.


“Mereka tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dan cepat. Karena butuh uang dan ada tawaran menggiurkan akhirnya mereka memutuskan masuk tanpa pertimbangan logis atau tidak tawaran  keuntungan tersebut,” katanya dalam perbincangan dengan RRI Pro 3, Minggu (4/5/2025).


“Setinggi apapun pendidikan seseorang, kalau sudah butuh uang akan mengabaikan pertimbangan logis tersebut. Edukasi perlu digencarkan, seperti oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya soal prinsip 2L (legal dan logis).”


Masyarakat, katanya, harus diedukas sebelum memutuskan menerima tawaran investasi cek dulu legalitas perusahaan atau lembaga yang menawarkan investasi (L pertama). Berikutnya, kata Hendra, masyarakat juga harus diedukasi berpikir logis (L kedua), apakah tawaran keuntungan besar dan cepat tersebut masuk akal.


Hendra juga menyarankan masyarakat waspada dengan beberapa jenis investasi yang berbahaya alias berpotensi merugikan. Di antaranya, investasi dengan skema ponzi (piramida).


Menururtnya, itu merupakan bentuk modus penipuan investasi bodong. Yakni, dengan menawarkan bukan dari bisnis usaha yang dikembangkan, tetapi dari dana investasi investor sesudahnya. 


“Paling investor 1-5 saja yang dapat atau maksimal sampai 10 orang yang benar-benar dapat keuntungan yang dijanjikan agar orang percaya. Tapi berikutnya yang jumlah investornya bisa ratusan gigit jari, karena uangnya dibawa kabur pelaku,” tambahnya.


“Robot trading AI juga perlu diwaspadai, kita ingat kasus-kasus penipuan investasi bodong yang belakangan marak terjadi di Indonesia. Terutama oleh para crazy rich alias sultan di medsos menggunakan robot trading AI ini yang kemudian masuk dalam skema ponzi.”


Ada juga, kata Hendra, mekanisme penipuan sederhana m memanfaatkan jalinan silaturahmi atau perkenalan, seperti arisan yang ujungnya bodong. "Biasanya pelaku menyasar korbanya adalah ibu-ibu yang memang kadang kurang teredukasi dan melupakan pemikiran logis mengenai potensi penipuannya," ujarnya m.


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan,'masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan tawaran investasi yang belum jelas keabsahannya. Sebelum menanamkan uang, masyarakat diminta untuk menerapkan prinsip 2L: legalitas dan logis.


"Belakangan muncul maraknya kasus penipuan online (online scamming) yang menyebabkan kerugian besar. Salah satu kasus terbaru melibatkan investasi bodong lewat media sosial, dengan kerugian lebih dari Rp18,3 miliar dari delapan korban," kata Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Pasti) OJK Hudiyanto, Jumat (2/5/2025).


Para pelaku menjanjikan keuntungan sampai 150 persen lewat investasi saham dan kripto. Polisi menyebut para korban tertipu karena tergoda iming-iming keuntungan besar dalam waktu cepat. 


Menghadapi situasi ini, OJK menyediakan layanan Indonesia Anti-Scam Center (IASC) di situs iasc.ojk.go.id. Layanan ini bertujuan membantu masyarakat melaporkan penipuan dengan cepat dan memblokir rekening pelaku sebelum dana korban lenyap. 


Hudiyanto menegaskan, semakin cepat laporan disampaikan, semakin besar peluang dana korban bisa diselamatkan. Hingga kuartal pertama 2025, IASC mencatat kerugian masyarakat akibat penipuan daring telah mencapai Rp1,7 triliun.


Selama periode tersebut, hampir 80.000 laporan diterima, dengan lebih dari 82.000 rekening terindikasi terlibat penipuan. Dari jumlah itu, sekitar 35.000 rekening berhasil diblokir dan Rp134,7 miliar dana korban berhasil diamankan.