DPR: Pengelolaan Kredit Macet Bank Mandiri tak Transparan

Ingat Kembali
    Bank mandiri

"pemberian kredit yang tidak didasarkan atas penilaian yang benar"Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto


Jakarta (INGATKEMBALICOM) - Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto mengungkapkan, ada salah satu bank plat merah yang cara pengelolaan rasio kredit macet atau Non Performance Loan (NPL)nya kurang transparan.

"Bank Mandiri," terang Bendahara Megawati Institute itu saat dihubungi di Jakarta, Jumat 02 Juni 2017

Menurutnya, ada dua hal yang menyebabkan tingginya NPL yang terjadi di bank Mandiri.

"Karena faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal karena kondisi ekonomi yang kurang baik. Faktor internal karena pengelolaan kredit yang tidak baik dalam artian banyak juga pemberian kredit yang tidak didasarkan atas penilaian yang benar atau banyak yang karena hasil Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)," beber politisi PDIP itu.

Yang perlu disadari, kata Darmadi, kondisi demikian secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak cukup serius kedepannya.

"Implikasinya ya NPL-nya jadi naik. Karena kredit jadi macet. Kalau NPL naik terpaksa write off. Parahnya lagi WO bank mandiri nilainya naik hampir 91%. Akibatnya ya cost of fund naik. Sehingga laba akan terimbas," tandas dia.

Seperti diketahui, ungkap Legislator kelahiran Kalbar ini, WO bank Mandiri naik dari Rp 5.99 triliun menjadi 11.41 triliun di tahun 2016.

Kenaikan tersebut, lanjut dia, Karena pemberian kredit yang tidak sesuai kriteria.

"Banyak hanky panky disana. Akibatnya yang tidak layak dapat kredit karena KKN bisa dapat," sindir Darmadi.

Menyikapi hal tersebut, kata dia, sebaiknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus meningkatkan pengawasan terhadap adanya permainan oknum tertentu dalam pemberian kredit.

"Makanya harus ada perbaikan dalam manajemen kredit. Terutama manajemen resiko bank dan OJK harus melakukan pengawasan lebih ketat," pungkas dia