Mar'uf : PKI Mata Lu, soal Jokowi Kader PKI

Ingat Kembali
Bogor (INGATKEMBALICOM) - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menegaskan isu yang beredar di masyarakat soal Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan kader Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan kabar bohong atau hoaks.

Hal itu ia katakan merespon pengakuan La Nyalla Matalitti yang mengakui perbuatannya menyebarkan kabar hoaks isu Jokowi merupakan kader PKI.

"Dia (La Nyalla) sudah ngaku yang bilang Jokowi PKI, dia sudah minta maaf juga ke saya, dia minta ampun. Lah yang bikin aja udah nyabut, kok yang dengar masih aja (bilang Jokowi PKI). PKI mata lu!" kata Ma'ruf di Pesantren Yasina Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (24/12).

Mantan Rais Aam PBNU itu pun menyayangkan masih banyak masyarakat yang mempercayai hoaks merupakan kader PKI.

Padahal, kata dia, La Nyalla sebaga pelaku utama yang menyebarkan kabar bohong tersebut sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf secara langsung kepada Jokowi

Bahkan, Ma'ruf turut menegaskan pasangannya dalam Pilpres 2019 itu pun telah berulang kali melakukan klarifikasi terhadap isu bohong tersebut di berbagai kesempatan.

"Katanya Jokowi PKI, PKI dari mana? Beliau sudah berkali-kali membantahnya," kata dia.

Selain itu, Ma'ruf turut menegaskan Jokowi bukanlah sosok yang anti terhadap umat Islam. Sebagai bukti, ia mengatakan Jokowi tak mungkin mengambil calon wakil presiden yang berasal dari kalangan ulama.

"Ada yang bilang jokowi anti Islam, yang ngangkat cawapresnya kiai ya cuma pak Jokowi. Bisa aja dia milih pengusaha, bisa profesional, bisa juga TNI/Polri. Beliau milihnya kiai, santri, berarti dia cinta pada santri," kata Ma'ruf.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa kepemimpinan di Indonesia harus dibentuk berdasarkan perpaduan antara kaum nasionalis dan religius.

Ma'ruf menyatakan perpaduan itu merupakan cerminan bangsa Indonesia memiliki kekuatan dari kelompok nasionalis dan religus atau keagamaan.

"Karena supaya negara ini mencerminkan kekuatan riil, potensi negara ini, negara ini pilar utamanya nasionalis dan islam, itu pilarnya. Pak Jokowi dianggap tokoh nasionalis, saya dianggap tokoh Islam, nasionalis dan Islam menyatu," kata dia.

Sejak kontestasi Pilpres 2014 Jokowi terus dirundung tudingan sebagai kader PKI. Tak hanya itu, hingga selama empat tahun pemerintahannya pun kerap dituding anti-Islam oleh beberapa kelompok.

Dari mulai tudingan anti-Islam akibat perkara penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga tudingan anti-Islam akibat mengkriminalisasi ulama seperti Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.