Teroris Berencana Lancarkan Teror pada 17 Agustus

Ingat Kembali
   Mabes polri memberikan Keterangan kasus teroris 

"merencanakan jenis bom yang sedang dirakit untuk diledakkan, sasarannya pada upacara 17 Agustus mendatang," Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo 

Jakarta (INGATKEMBALICOM) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sumatera Barat (Sumbar) berinisial N alias Novendri, memiliki koneksi dengan jaringan kelompok teroris JAD di Indonesia dan luar negeri.

N sebelumnya telah ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri pada Kamis 18 Juli 2019 malam lalu di wilayah Padang, Sumatera Barat.

"Untuk JAD yang di Indonesia, N punya koneksi ke MIT (Mujahidin Indonesia Timur). Kemudian jaringan JAD Lampung dan Sibolga, kemudian JAD di Bekasi," jelasnya dalam Konferensi Pers di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 22 Juli 2019.

Menurut Dedi, N sudah merencanakan aksi terorismenya dengan melakukan surveillance atau pemetaan ke beberapa sasaran, khususnya di Sumatera Barat.

"Polda sudah disurvei, Polresta Padang, merencanakan jenis bom yang sedang dirakit untuk diledakkan, sasarannya pada upacara 17 Agustus mendatang," ungkapnya.

Beberapa pos lalu lintas di Padang lanjut Dedi, juga sudah disurvei. Bahkan, beberapa anggota polisi juga sudah diikuti untuk diserang dan direbut senjatanya.

"Dia tidak bekerja sendiri, beberapa kelompoknya masih dikejar Densus 88 dan Satgas Anti-Teror di Polda-Polda," kata Dedi.

Dari hasil penangkapan N, mantan Wakapolda Kalimantan Barat itu mengatakan, barang bukti yang disita polisi ada sekitar 28 item. Di antaranya, ada satu buah laptop, tujuh unit handphone, enam simcard, beberapa dokumen pribadi, buku jihad, uang tunai sejumlah Rp1,5 juta, beberapa buku tabungan, dan beberapa unsur bahan peledak.

   Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo

Dedi kemudian memaparkan, dalam melancarkan aksi terornya, N dikendalikan oleh seseorang yang berstatus daftar pencarian orang (DPO), bernama Saefulah alias Daniel alias Chaniago. Saefulah kata Dedi juga telah ditetapkan sebagai mastermind (aktor intelektual) dalam melancarkan aksi terornya.

Saefulah lanjut Dedi, saat ini berada di wilayah Khorasan, Afganistan. Alasan Saefulah ada di wilyah itu karena setelah kekalahan ISIS di Suriah, kekuatan Al Baghdadi langsung pecah.

"Saat ini kekuatan ISIS sudah mengarah ke suatu daerah, yaitu di Khorasan Afghanistan. Ini daerah abu-abu, daerah perbatasan yang tidak bisa dikontrol oleh suatu pemerintah, itu sebabnya mereka kuat di situ," papar Dedi.

Jenderal bintang satu itu melanjutkan, Saefulah juga mengontrol beberapa pelaku terorisme yang ada di Indonesia. Di antaranya, Yoga, teroris JAD Kalimantan Timur yang telah ditangkap pada Juni 2019.

"Yoga ini dia juga menggantikan perannya Andi Baso sebagai jembatan penghubung antara kelompok ISIS atau JAD di Indonesia dan Filipina," jelasnya.

"Andi Baso ini memiliki kemampuan untuk merekrut orang. Dia WNI, diyakini saat ini ada di Filipina Selatan (DPO)," sambungnya.
Tags