Kalimantan Barat Tak Lagi Impor Listrik dari Malaysia

Ingat Kembali
IngatKembaliCom-Menpawah: PT PLN (Persero) terus berupaya memenuhi pasokan listrik di Kalimantan Barat (Kalbar). Salah satu langkahnya ialah dengan membangun Mobile Power Plant (MPP) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pontianak, dengan kapasitas total 100 Megawatt (MW), yang telah beroperasi sejak November 2016.

General Manager PLN Kalbar, Bima Putrajaya, menjelaskan pembangunan dari MPP PLTG ini bertujuan untuk meningkatkan daya pasok yang telah ada, serta untuk memenuhi kebutuhan listrik Kalbar yang terus bertambah.

"Jadi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di Kalbar, yang rata-rata lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Karena di sini itu (pertumbuhan ekonomi) 5,22% per tahun. Kalau nasional kan 5,02%. Jadi usaha di sini meningkat, sehingga dipastikan kebutuhan listrik juga dibutuhkan. Kita siapkan cukup untuk itu," ungkap Bima di Mempawah, Kalbar, Jumat (17/3/2017).

Bima menjelaskan, tambahan listrik sebesar 100 MW tersebut setara dengan menambah kira-kira 120 ribu sambungan pelanggan pasang baru. Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya keberadaan MPP PLTG ini, maka Kalbar bisa meningkatkan ketahanan energi yang dimiliki.

Sebab, Kalbar juga masih menerima pasokan listrik dari perusahaan listrik Malaysia, Sesco.

"Kan kita ada pasokan dari Malaysia, (MPP PLTG) agar tidak ketergantungan dengan negara lain. Ini juga untuk menjaga ketahanan energi atau keamanan," terangnya.

PT PLN (Persero) terus berupaya memenuhi pasokan listrik di Kalimantan Barat (Kalbar). Salah satu langkahnya ialah dengan membangun Mobile Power Plant (MPP) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pontianak, dengan kapasitas total 100 Megawatt (MW), yang telah beroperasi sejak November 2016.

General Manager PLN Kalbar, Bima Putrajaya, menjelaskan pembangunan dari MPP PLTG ini bertujuan untuk meningkatkan daya pasok yang telah ada, serta untuk memenuhi kebutuhan listrik Kalbar yang terus bertambah.

"Jadi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di Kalbar, yang rata-rata lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Karena di sini itu (pertumbuhan ekonomi) 5,22% per tahun. Kalau nasional kan 5,02%. Jadi usaha di sini meningkat, sehingga dipastikan kebutuhan listrik juga dibutuhkan. Kita siapkan cukup untuk itu," ungkap Bima di Mempawah, Kalbar, Jumat (17/3/2017).

Bima menjelaskan, tambahan listrik sebesar 100 MW tersebut setara dengan menambah kira-kira 120 ribu sambungan pelanggan pasang baru. Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya keberadaan MPP PLTG ini, maka Kalbar bisa meningkatkan ketahanan energi yang dimiliki.

Sebab, Kalbar juga masih menerima pasokan listrik dari perusahaan listrik Malaysia, Sesco.

"Kan kita ada pasokan dari Malaysia, (MPP PLTG) agar tidak ketergantungan dengan negara lain. Ini juga untuk menjaga ketahanan energi atau keamanan," terangnya.

Ia mengatakan, saat ini Indonesia memiliki kerja sama dengan Sesco Malaysia, atau perusahaan listrik Malaysia, untuk bisa menyalurkan listrik ke Indonesia. Listrik dari Malaysia yang disalurkan sebesar 100 MW.

"Saat ini kita mempunyai perjanjian untuk membeli sebesar 100 MW (Megawatt) dari Malaysia," ungkap Bima.

Oleh sebab itu, dengan adanya tambahan pasokan baru sebesar 100 MW ini, maka bila sewaktu-waktu Malaysia tidak memberikan atau mengalirkan listrik masuk, Kalimantan Barat juga tetap bisa berjalan dengan sendirinya.

"Jadi misalnya Indonesia suatu saat terjadi sesuatu dengan Malaysia, Indonesia bisa tetap mandiri, tanpa bergantung pada (listrik) Sesco," tukas Bima.

Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan 8 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)Mobile PowerPlant (MPP) 500 MW tersebar di 8 lokasi. Peresmian dilakukan di Kabupaten Mempawah, Kalbar.

PLTG MPP 500 MW itu tersebar pada 8 lokasi, yaitu:

1. MPP Jeranjang – Lombok dengan daya (2x 25 MW) yang telah beroperasi sejak tanggal 27 Juli   
    2016;
2. MPP Air Anyir – Bangka dengan daya(2x 25MW) mulai beroperasi 13 September 2016;
3. MPP Tarahan – Lampung (4x 25MW) mulai beroperasi 29 September 2016;
4. MPP Nias (1x 25 MW) mulai beroperasi 31 Oktober 2016;
5. MPP Pontianak (4x 25 MW) mulai beroperasi 8 November 2016;
6. MPP Balai Pungut – Riau (75 MW) mulai beroperasi 13 November 2016;
7. MPP Suge – Belitung (1 x 25 MW ( Roll Suge) mulai beroperasi 22 November 2016;
8. MPP Paya Pasir Medan (75 MW)( Roll Paya Pasir ) mulai beroperasi 9 Desember 2016.(Hr/Bos)