Kisah Teguh Pramugari Muslim Berhijab di Maskapai Amerika

Ingat Kembali
Cleveland (INGATKEMBALICOM) - Pramugari berhijab di Indonesia, itu wajar-wajar saja. Namun pramugari berhijab di maskapai Amerika, itu perjuangan yang luar biasa.

Pada Kamis beberapa pekan lalu (18/Januari), Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mewajibkan seluruh pramugari muslim dari semua maskapai penerbangan yang singgah atau transit di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang untuk berhijab.

Aturan itu pun diketahui telah sesuai dengan undang-undang Provinsi Daerah Keistimewaan Aceh yang merujuk pada pelaksanaan Syariat Islam.

Di Indonesia, memang belum ada maskapai yang mewajibkan pramugari beragama Islam untuk berhijab. Semua dikembalikan pada keyakinan dari tiap pramugari itu sendiri.

Tapi itu sudah jauh lebih baik dari pada di Amerika Serikat. Di sana, hak pramugari wanita muslim untuk berhijab mungkin lebih terbatas daripada di Indonesia.

Di tengah keterbatasan yang ada, seorang pramugari muslim dari maskapai US Airways yang bernama Rose Hamid tetap teguh berhijab terlepas dari kontroversi yang ada di sana.

Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (1/2Febuari/2018) Rose Hamid merupakan warga negara Amerika Serikat yang merupakan keturunan dari ibu berdarah Kolombia dan ayah berdarah Palestina seperti diberitakan situs Worldhum.

Dalam sebuah sesi tanya jawab, Rose yang berprofesi sebagai pramugari bercerita kalau ia telah berhijab sejak tahun 2005 silam. Semenjak teguh berhijab, tak sedikit kisah suka duka yang dialaminya. Misalnya dari pihak maskapai tempat Rose bekerja.

"Ketika saya kembali, supervisor saya mengatakan kalau berhijab tidak sesuai dengan aturan seragam maskapai US Airways. Mereka bahkan menyuruh saya untuk menjadi pekerjaan di maskapai yang tidak banyak mengatur tentang seragam," ujar Rose.

Untung saja, di tahun yang sama pihak maskapai US Airways membuat perubahan aturan soal seragam. Akhirnya pihak maskapai mengizinkan Rose untuk bekerja dengan hijab, sekaligus melayani penumpang wanita muslim.

Namun tidak hanya dari pihak maskapai, perbedaan juga ia terima dari rekan sesama pramugari. Ada saja yang merasa, kalau Rose terlalu memaksakan kepercayaannya.

"Teman saya merasa, kalau saya terlalu memaksakaan kepercayaan kami ke hadapannya. Saya pun berusaha untuk menempatkan diri dalam posisinya dan menjelaskan, kalau Amerika bisa hebat karena telah mengizinkan setiap orang untuk menjadi diri mereka sendiri," ujar Rose.

Menjadi seorang muslimah yang baik memang bukan perkara mudah. Pada tahun 2016 lalu, Rose bahkan pernah diusir dari keramaian saat Presiden Donald Trump berpidato jelang kampanye pemilihan Presiden AS. Padahal pada momen itu, Rose hanya memberitahu suporter Trump tentang wajah Islam yang damai.

Tidak hanya harus menanggung malu, bahkan tidak sedikit pendukung Trump yang menyebut Rose membawa bom dan lainnya. Menerima perlakuan itu, Rose hanya bisa diam dan berlalu.

"Saya rasa mayoritas pendukung Trump tidak pernah bertemu orang Muslim, jadi saya ingin menemui mereka," ujar Rose seperti diberitakan CNN.

Ya, itulah sebagian kisah dari Rose yang tetap teguh berhijab di samping profesinya sebagai pramugari maskapai US Airways. Semoga bisa jadi inspirasi bagi para traveler wanita muslim.