BPJS Siapkan Orang Kejar Penunggak Iuran

Ingat Kembali
Jakarta (INGATKEMBALICOM) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki lebih dari 200 juta peserta. Dari jumlah itu, tak semua peserta memenuhi kewajibannya untuk membayar iuran setiap bulan. 

Direktur BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan dari ratusan juta pesertanya, terdapat golongan yang tidak mampu membayar, serta ada juga golongan yang mampu membayar namun tidak mau memenuhi kewajibannya.

Untuk merangkul itu semua, Fachmi mengatakan, BPJS Kesehatan membuat program Kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk melakukan fungsi tertentu yaitu fungsi sosialisasi, perekrutan peserta, hingga pengingat dan pengumpulan iuran. 

"Jadi kita mencari orang-rang fully dedicated, di tempat-tempat tertentu kita seleksi, kemudian dia mendatangi orang-orang. Satu, mengingatkan bayar iuran. Dua, kalau dia datangi belum jadi peserta bisa daftar. Tiga, kalau ada masalah pelayanan dia menjadi orang BPJS yang ada di lapangan yang kemudian cepat melayani," kata Fachmi kepada IngatKembali Finance, Jakarta, Jumat (28/09/2018).

Fachmi mengatakan, jumlah Kader JKN saat ini sekitar 7.500 orang dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, Kader JKN ini merupakan program sukarela dalam membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kader JKN memiliki fungsi pemasaran sosial yang bertujuan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta PBPU dan membayar iuran secara rutin. Secara berkala, peserta dan calon peserta JKN akan diberi edukasi melalui kunjungan-kunjungan agar tertib dalam melaksanakan kewajiban membayar iuran.

Selain itu, Kader JKN juga berfungsi sebagai pengingat dan pengumpul iuran, baik kepada peserta PBPU yang aktif maupun menunggak. Kader JKN juga berprofesi sebagai agen, sehingga apabila peserta ingin melakukan pembayaran iuran bulanan dapat langsung melalui Kader JKN tersebut. 

"Jadi kita konsepnya Kader JKN itu, ini kan pekerjaan sukarela, tapi tetap ada voluntary job ini kalau kita bicara konsepnya kan mereka tidak boleh keluar uang sendiri, tapi tidak menjadi penghasilan hidup sehari-hari," katanya.

"Ada yang kita berikan transportasi, mengganti waktu yang hilang. Bukan gaji, bukan menjadi sumber. Sehingga konsep kita orang-orang yang punya hubungan baik dengan organisasi, atau kedua syarat kita jadi kader mereka punya dasar organisasi keagamaan tertentu, karena biding-nya kan dengan yang maha kuasa," sambung dia.
Tags