Jokowi Diminta Tak Bergantung pada China, Pasca Virus Corona

Ingat Kembali
    Mari Elka Pangestu

"Kalau pertumbuhan ekonomi tiongkok turun, pasti imbasnya ada ke Indonesia," Mari Elka Pangestu 

Jakarta (INGATKEMBALICOM) - Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa 11 November 2020 siang. 

Dikutip Kompascom, Mari menyampaikan terimakasih kepada Jokowi karena telah menominasikan dirinya untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. 

Ia terpilih dan diumumkan sebagai sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan untuk Bank Dunia pada awal Januari lalu. 

"Tentunya saya datang untuk menyampaikan terima kasih bahwa Presiden telah menominasi nama saya untuk posisi direktur pelaksanaan Bank Dunia dan kita membahas kira-kira apa nanti yang menjadi pekerjaan saya di Bank Dunia," kata Mari kepada wartawan usai bertemu Jokowi.

Selain itu, Mari juga memberi masukan kepada Presiden Jokowi mengenai kondisi ekonomi global dan nasional, khususnya berkaitan dengan munculnya virus Corona yang pertama kali mewabah di Wuhan, China. 

"Bagaimana kita mengantisipasi bahwa untuk tahun ini terutama prediksinya kan pertumbuhan dunia akan lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya, apalagi dengan adanya corona virus dan seterusnya," kata dia. 

Mari yang juga mantan menteri perdagangan ini menyebut, ekonomi China akan mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 1-2 persen akibat virus corona. 
Bahkan sebagian ekonom memprediksi ekonomi di negeri tirai bambu akan turun sampai 3 persen.

Penurunan itu, kata dia, otomatis akan berdampak pada ekonomi Indonesia sebagai mitra strategis China. 

"Kalau pertumbuhan ekonomi tiongkok turun, pasti imbasnya ada ke Indonesia," ujarnya. 

Ia menyebut tiap ekonomi China turun 1 persen, maka ekonomi Indonesia juga bisa turun 0,3 persen.

Oleh karena itu, Mari meminta Presiden Jokowi untuk tidak terlalu tergantung pada China. Terutama dari sisi impor. 

"Kalau dari sisi impor ya mungkin terputusnya rantai supply chain karena adanya corona virus ini juga berarti kita harus cari sumber lain atau pun sumber dari dalam negeri," kata dia.

Ia mencontohkan saat wabah SARS dan bencana tsunami melanda Jepang. Mata rantai impor dari negeri Sakura saat itu juga terputus. 

Namun, dengan kondisi itu, Indonesia justru lebih peka dan bisa mengandalkan dari sumber lain, termasuk menggenjot produksi di dalam negeri. 

"Mungkin kita bisa dapat manfaat dengan akhirnya kita harapkan investasi (dalam negeri) yang akan mendorong mengurangi ketergantungan impor untuk berbagai keperluan industri yang banyak kita impor dari tiongkok," kata dia.

Tags